#01: tentang jurnal akar wangi
30 Januari 2021
Halo, salam kenal. Namaku Rara Sekar.
Mungkin kamu mengenalku dari karya-karya musikku yang terdahulu di Banda Neira dan Daramuda ataupun kini di proyek soloku yang aku namakan hara. Melalui surat ini izinkan aku untuk memperkenalkan jurnal akar wangi: sebuah catatan perjalanan bermusikku di hara dan hal-hal kehidupan yang mengitarinya.
Sebelumnya terima kasih telah tertarik untuk menjadi salah satu pembaca jurnal ini. Jika kamu belum tahu, sangat berarti rasanya untuk seorang musikus ketika mengetahui ada orang lain yang tertarik dengan karyanya. Mungkin kamu bertanya, kenapa ya perlu jurnal akar wangi ketka ada Instagram, Twitter dan Youtube? Lahirnya jurnal ini sebenarnya berangkat dari kebingunganku dalam menemukan arti dari berkarya. Selain untuk diri sendiri pastinya, sebenarnya aku berkarya untuk siapa? Media sosial, setidaknya buatku, dengan segala fitur, algoritma dan persona-persona sosialnya, beberapa tahun ke belakang justru membuatku sulit menjawab pertanyaan ini dan merasa semakin terputus dari menjalin keterhubungan yang berarti. Terutama dalam konteks berkarya di musik. Aku merasa tidak benar-benar tahu, siapa ya yang mendengar, memahami, menyukai musikku? Apakah mereka mendengarkan musikku ketika mereka sedang menangis di pojokan McD? Di mobil saat perjalanan pulang dari pemakaman, setelah kehilangan orang yang mereka cintai secara tiba-tiba, atau saat sedang di puncak gunung, sambil pasang speaker bluetooth yang suaranya agak pecah, mencoba menikmati matahari terbit yang tertutup mendung?
Belum lagi kondisi pandemi hari ini yang membuat segalanya semakin sulit. Semua panggung menjadi virtual. Pertemuan menjadi kejadian yang langka. Dan kita jadi sadar betapa pengalaman musik tidak sama lagi ketika dilepaskan dari pengalaman fisik (kulit bertemu kulit, bernyanyi bersama sambil menunjuk musisinya, ikut tertawa karena bandnya salah kord): pengalaman ruang dan waktu yang begitu spesifik. Semua ini membuatku berpikir, adakah cara lain, medium lain, tanpa mengurangi apa yang memang adalah diriku, untuk bisa menciptakan sendiri ruang pertemuan yang lebih intim dan bermakna? Aku teringat bagaimana jauh sebelum bermusik, ketika masih jadi mahasiswa yang giat ke CCF Bandung (sekarang IFI) untuk nonton mengejar konser the Trees and The Wild lalu jajan batagor setelahnya di depan BEC, aku sangat suka menulis blog di tumblr. Berbagi di sana, meskipun secara jumlah pembacanya tidak seberapa, aku merasa mendapatkan banyak hal, banyak cerita, banyak pertemanan yang meski virtual tidak terasa hangat di permukaan saja.
Mungkin, jurnal akar wangi bisa mengembalikan kepercayaanku bahwa internet adalah tempat yang hangat, terkadang intim namun sekaligus anonim. Tapi, ga tau juga… hahaha. Sejujurnya ini bisa dibilang sebuah karya tumbuh, yang sepertinya akan terus berubah bentuk seiring kehidupan yang bergulir. Di sini akan ada berita dan cerita tentang karya terbaru maupun yang lalu, tentang musik, tentang alasan untuk berkarya, tentang kebosanan, tentang apa-apa yang sedang kusuka, kutipan dari buku atau twitter yang menyentuh atau sekadar menghibur, atau mungkin terkadang kita akan bertukar pertanyaan, berbagi referensi bacaan, lagu, puisi, meme sampah, apapun. Kadang aku akan kirim dalam bentuk tulisan, sedikit banyak foto, mungkin juga video (semacam vlog atau video ilustrasi) atau mungkin hanya sekadar “Halo apa kabar? Dadah”. Yang pasti, setiap suratnya akan masuk langsung ke kotak pesanmu, bisa seminggu sekali, sebulan sekali, atau hm… tidak sama sekali hahaha. Akan aku coba untuk setia pada jurnal ini setahun ke depan. Kita lihat akan seperti apa 365 hari dari hari ini surat ini terkirim.
Dalam semangat ingin menjadi lebih ekspresif (tapi ga merasa cukup nyaman kalau upload konten video secara publik di akun Youtube), berikut vlog pertamaku memperkenalkan jurnal akar wangi. Di video ini aku juga berbagi 3 hal yang, di saat-saat terendahku, menarikku untuk semangat berkarya lagi. Menyinggung soal kenyamanan tadi, video ini unlisted jadi hanya bisa ditonton jika kamu memiliki tautan ke video ini dari surat ini. Tentunya kamu bisa membagikan tautannya ke temanmu, saudaramu, atau siapapun di internet. Tapi untuk sementara, anggap saja video ini memang dibuat khusus buat dirimu.
#01: tentang jurnal akar wangi dan kembali bermusik
Tautan ke hal-hal yang disebut di dalam video:
Wawancara dengan Erik Prasetya, Ki Slamet Gundono, K-music, BTS, Epik High, (podcast tentang intro to Korean Hip-Hop ini juga menarik banget), Hip-hop Indonesia
Ryuchi Sakamoto: CODA
Semoga kamu dalam keadaan baik, sehat dan bahagia ketika membaca jurnal akar wangi hari ini. Kita bertemu lagi di jurnal berikutnya ya.
Salam hangat dari Bogor,
hara