#05: tentang kebun terakhir
23 Mei 2021
Halo.
Seperti yang udah aku janjiin di jurnal sebelumnya, jurnal kali ini membawa kabar baik! Mulai besok, Senin, 24 Mei 2021, atau mungkin kalau ga sabar banget (hahaha) tengah malam nanti jam 00.00, lagu terbaruku sudah bisa kamu dengerin di Spotify, Youtube, Apple Music, Joox dan platform digital lainnya! Lega rasanya akhirnya bisa melepaskan lagu setelah setahun lebih aku simpan sendiri. Sebelum press release terkirim, caption di Instagram naik, maupun videonya terunggah di Youtube, jurnal akar wangi adalah tempat pertama yang mendapatkan cerita di balik lagu ini. Mungkin ga terlalu penting atau signifikan sih untuk jadi yang pertama mengetahui cerita di balik Kebun Terakhir hahaha, tapi aku merasa ini ruang paling aman untukku berbagi tepat di saat-saat sebelum lagu ini lahir ke dunia. Sebelumnya, terima kasih udah jadi bagian dari ruang aman ini. Setiap kali aku inget punya jurnal akar wangi, rasanya perjalanan bermusik ini ga terasa seperti perjalanan yang sepi ❤️
Kebun Terakhir, seperti banyak karya-karya musik baru yang kalian mungkin dengar belakangan, adalah bayi pandemi. Di awal tahun 2020 setelah lockdown diumumkan (btw, inget ga sih di awal-awal pandemi kita semua merasa Covid bakal ilang setelah lockdown 2 minggu? Hahaha antara lucu dan miris ingetnya), akhirnya aku dan Ben, dengan segala kebingungan yang kami rasakan, memutuskan untuk kembali ke kebun. Mungkin karena mencari distraksi dari kekalutan dan ketakutan yang terus menghantui pikiran. Mungkin karena ingin memperbaiki hubungan yang rapuh dengan alam. Mungkin juga, karena ingin mencari pegangan dengan mencoba ‘menanam kehidupan’. Apapun kemungkinan itu, dengan segala lapisan niat dan semangat yang ada, kembalilah aku ke kebun. Lalu seiring waktu berjalan, aku tersadar bahwa yang sedang kucari sebenarnya adalah harapan di tengah kekacauan dan segala yang tersisa ini. Sama seperti banyak di antara kita selama pandemi ini. Namun, alih-alih mencari harapan, dengan segala keapaadaannya, kebun justru menjadi sebuah ruang di mana harapanlah yang menemuiku. Agak sulit sebenarnya untuk aku deskripsikan secara rinci. Mungkin lagunya akan lebih bisa menyampaikan perasaanku ini (atau mungkin juga ga, haha).
Jadi, bisa dibilang Kebun Terakhir adalah lagu tentang harapan. Juga tentang mereka yang terus bertahan di atas lahan-lahan yang terancam, mereka yang terus menanam kehidupan, dan menyemai benih-benih harapan di tempat-tempat yang tidak memungkinkan. Ketika semuanya terasa tidak mungkin, aku sekarang percaya, bahwa selalu ada harapan. Selalu ada harapan. Sekecil apapun itu. Setidak masuk akal apapun itu. Sebab tanpa harapan, rasanya sulit untuk manusia mempunyai keberanian untuk hidup. Kalau menurut kamu gimana?
Oya, Kebun Terakhir adalah lagu pertama dari debut EPku yang berjudul Kenduri. Kenduri EP akan dirilis pada 7 Juni 2021. Dicatat ya tanggalnya, boleh pasang di kalender juga hahaha. Sangat sangat ga sabar untuk kalian semua bisa dengar lagu-lagu yang ada di Kenduri EP! Sampai Kenduri nanti, selamat mendengarkan Kebun Terakhir ya. Semoga ia berjodoh dengan seseorang di luar sana yang, sama sepertiku, sedang mencari dan mengupayakan harapan.
Kamu bisa pre-save/simpan Kebun Terakhir di tautan ini.
Semoga kamu suka,
hara