12 Comments
Jul 28, 2022Liked by hara

Halo Mbak Rara.

Kabarku baik, hehe.

Oiya, salam kenal Mbak Rara. Ini pertama kali aku baca Jurnal Akar Wangi, (aku bacanya marathon, mulai dari tulisan #1 sampailah pada yang ke #9 ini, hehe) setelah 2 bulan lalu mulai aktif mengikuti akun IG nya Mbak karena bakal tampil di acara MIWF di Makassar pada Juni lalu.

Pada 25 Juni lalu, itu adalah pertemuan pertama kali kita lho Mbak, hahaha. Karna awalnya, aku mengenal sosok Mbak itu setelah datang ke MIWF kemarin. Lucunya, tahun 2017, saat masih di bangku SMA, aku mulai memasukkan dan menikmati lagu-lagu Banda Neira di daftar playlist ku tanpa mengetahui siapa penyanyi dibalik lagu-lagu itu. Hal itu baru ku ketahui dengan jelas pada Juni kemarin. Waduh, benar² aku ini Mbak, tahunya cuma menikmati tanpa tahu siapa yang membawakannya, huhuhu.

Semoga Mbak Rara ingat dengan samar-samar siapa di acara kemarin yang minta tanda tangan usai tampil, di antara antrean panjang penggemar yang ingin foto bareng. Padahal, jujur aku pengen banget foto bareng juga saat itu. Tapi, saat itu Mbak kelihatan capek habis tampil, makanya niat itu ku urungkan dan berakhir hanya dengan meminta tanda tangan, yah hitung² oleh-oleh khas Mbak Rara usai MIWF, hahaha.

Wah, baca marathon jurnal ini membuat perasaan ku campur aduk, Mbak. Tidak tahu harus mulai darimana aku berkisah akan perasaan campur aduk ini usai membaca jurnal Mbak Rara.

Beberapa hal dalam jurnal ini membuatku terkesan, dan beberapa hal itu Mbak Rara sempat ceritakan saat di Makassar kemarin saat sesi diskusi di MIWF. Dari jurnal ini juga, aku sedikit mengenal lagu-lagu yang Mbak Rara nyanyikan kemarin saat tampil, dan lagu Kebun Terakhir menjadi favorit hingga saat ini❤️

Ungkapan perasaan yang campur aduk, salah satunya rasa senang dan haru mewakili tulisan ini, sehingga memutuskan untuk berlangganan membaca jurnal ini dan menantikan tulisan dan karya-karya Mbak Rara kedepannya.

Terima kasih telah berbagi dan juga doanya. Senang mengenal Mbak Rara sejak di MIWF kemarin. Semoga hal-hal baik senantiasa membersamai Mbak Rara🌻

(Maaf kalo kepanjangan Mbak. Entah mengapa, menyapa lewat kolom komentar di jurnal ini terasa nyaman ketimbang menyapa di DM IG nya Mbak🥂)

Expand full comment
Jul 28, 2022Liked by hara

Senang sekali bisa kembali menerima jurnal akar wangi di inbox e-mail yang akhir-akhir ini semakin penuh dengan spam. Kabarku baik, begini-gini saja. Senang membaca perjalanan emosional Mbak Rara yang berakhir dengan 'healing', hahaha. Perihal rasa sakit yang akhirnya termanifestasi secara fisik--pernah baca di manaa gitu, menurut buku The Body Keeps the Count, bahwa pose yoga yang melibatkan daerah hips seperti pigeon pose memang bisa menstimulasi lepasnya emosi. Secara personal juga, memang itu pose yang cukup bahaya kalau saya lagi memendam emosi sedih atau kecewa.

Sangat setuju dengan pernyataan bahwa musik *bisa* menjadi pengalaman collective effervescence. Semoga suatu saat saya bisa mengalami itu di Tur Kenduri yang selanjut-lanjutnya, atau mungkin di Tur Album Hara Selanjutnya? Hahaha. Aminin saja dulu ya.

Terima kasih sudah berbagi. Semoga selalu sehat dan diliputi rasa syukur. 🤍

Expand full comment
Aug 1, 2022Liked by hara

Makin emosional bacanya kak. Aku juga lagi mengalami proses hidup yang campur aduk. Setelah tahun lalu harus berpisah sama pasangan. Dan butuh waktu lama untuk bisa melepaskan perasaan itu. Nyatanya, perasaan legowo itu hanya sesaat.

Baru kemarin aku harus kehilangan anggota keluarga.

Rasanya kacau & banyak pemikiran akan hal yang aku lalui saat ini.

Expand full comment

Makasih, ya, mbak Rara buat cerita sepanjang setengah tahun ini. Jujur aku ikut bahagia dan sedih buat Tur Kenduri babak pertamanya. Bahagia, jelas karena melihat tur ini telah berjalan dan momen yang dibagikan di medsos sangat menyenangkan alias gambar yang berbicara. Sedih, iyalah, karena aku nggak domisili Jogja :(. Tapi semoga kapan² bisa ngadain tur basikal Kenduri di Malang/Batu, ya (setelah 2018 aku cuma bisa nyaksiin Daramuda di FMF, Batu). Dan aku mau makasih juga buat insight dari jurnal akarwangi ini. Apalagi buat petikan kalimat pendek di akhir jurnal. Aku juga jadi percaya semoga: "hidup masih mungkin bahagia". Love you mbak!

Expand full comment

perjalanan yang indah. aku masih menyimpan no mas cindil, membacai bon suwung saat rindu, melihat karya2 dan menitik air mata merasakan hadirnya

Expand full comment

Hai, kak ara. jurnal ke - 09 ini sangat menguras emosional ku. cerita sedikit boleh ya kak. sama hal nya dengan judul jurnal kak ara kali ini. tentang hidup yang masih mungkin bahagia, beda nya mungkin saya lebih ke asmara kali yak kak.

"saat ini saya sedang merasakan pahit nya dari sebuah kisah asmara yang sudah usai, dan kisah ini sudah berjalan 9 tahun dan semua rencana baik pun sudah di susun berdua dengan doi di akhir tahun ini. akan tetapi harus usai dengan beberapa kalimat yang cukup menyudutkan diriku. ingin sekali rasanya menghilangkan semua rasa sedih dan ingatan selama 9thn telah terlewati. akan tetapi saat ini masih belum bisa dan gak tau bagaimana caranya harus ku lakukan, setiap malam dalam beberapa minggu ini kerasa tersiksa sekali dengan ingatan dan memori itu.

Pertanyaan nya: apa saya masih bisa bahagia kak ara? dan bagaimana cara merefleksikan itu semua agak tak terjerumus dan larut dalam duka.

Expand full comment

Terima kasih banyak Kak Rara sudah berbagi dan mengingatkan saya bahwa saya tidak sendiri meresakan sakit dalam kehidupan ini.

Yaaa kalimat "Hidup masih mungkin bahagi" memang benar adanya dengan melihat masih ada orang-orang yang sayang dan baik di sekitar kita dan tetap merayakannya dengan sederhana. Sekali lagi terima kasih Kak Rara. Salam sehat selalu juga untuk Kak Ben.

Dari aku yang baru saja kena lay off perusahaan star up, yang dulunya aku bahagia sekali bisa berbagi dengan siswa mengajar Sosiologi dan Sejarah

Expand full comment

Kalimat hidup masih mungkin bahagia ituu buat aku sedikit lebih optimis. Terima kasih mba rara♥️

Expand full comment

Usia panjang, tulisannya gurih sangat. 🔥

Expand full comment

Tiba2 pengen nangis :')

Expand full comment

Wah, hatiku menghangat membacanya. Kabarku baik, walau banyak kejadian brengsek dalam hidup. Jurnal yang indah, Kak Ara. Aku seneng membaca jurnal darimu lagi. Semoga bahagia selalu menyertai kita--manusia yang selalu berjuang dalam hidup🌻🌱

Expand full comment
Jul 28, 2022·edited Jul 28, 2022

Nggaktau lagi harus nulis apa disini. Cuma mau bilang makasih banyak-banyak kak untuk tulisan nya. Mengingatkanku pada moment pertemuanku dengan seorang seniman sekaligus musisi dengan latar belakang Psikologi di Bienalle Jogja. Setelah pertemuan itu aku merasa lebih 'hidup' bahwa 'yaaa sampai kapanpun aku akan bisa untuk terus bahagia selagi Tuhan Allah memberiku kehidupan ini' peluk hangat untuk kak Ara❤️

Expand full comment